Kita berkata
tentang rindu
Kita berkata
tentang rindu
Aku berkata: aku
merindu dalam diam
Lalu kau menimpali: ataukah diam-diam kau sedang merindu?
Aku berkata: bisa jadi. Karena kenangan telah menjelma jelaga.
Lalu kau menimpali: ataukah diam-diam kau sedang merindu?
Aku berkata: bisa jadi. Karena kenangan telah menjelma jelaga.
Dan aura rindu
menggamit raga. Ah...
Kau menjawab: memang selalu tersisa disetiap pertemuan yang diakhiri pergi: rindu
Aku berkata:
Sesak berganti rindu. Biarlah kenangan itu kusimpan dalam beranda hati.
Kau menjawab: memang selalu tersisa disetiap pertemuan yang diakhiri pergi: rindu
Aku berkata:
Sesak berganti rindu. Biarlah kenangan itu kusimpan dalam beranda hati.
Meski terkadang
buncahnya meradang.
Kau berkata: mengapa tak kau gubah kata menjadi syair tentangnya
Akupun berkata lagi: akan kulakukan demi dia:rindu
Sesaat hening tercipta
Lalu kau dan aku hanyut dalam genangan: rindu
Kau berkata: mengapa tak kau gubah kata menjadi syair tentangnya
Akupun berkata lagi: akan kulakukan demi dia:rindu
Sesaat hening tercipta
Lalu kau dan aku hanyut dalam genangan: rindu
Dedicated to TOWR
LLW. special thax to daeng Hamid
Syahrir al-Ghifary
Mahasiswa pascasarjana prodi ELS 2012
Bidang kaderisasi FLP ranting UNHAS
Mahasiswa pascasarjana prodi ELS 2012
Bidang kaderisasi FLP ranting UNHAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar