Senin, 18 November 2013

A note about Indonesia Writing Campaign 2013 by KEMENPAREKRAF



A note about Indonesia Writing Campaign 2013 by KEMENPAREKRAF


ibu Pangestunigsih dan Poppy Savitiri
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif has been doing some activities in Makassar. One of them is Kampanye Indonesia Menulis which is held on November 16th,2013 in Kayangan Ballroom, Makassar Golden Hotel,Makassar. It is followed by 50 participants from many Universities and writing organization from Makassar, such as Hasanuddin University, Indonesian Moslem University, University of Muhammadiyah Makassar and Also Forum Lingkar Pena Sul-Sel.
The program was supposed to be opened formally by Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sul-Sel, but unfortunately he did not come because of another business, therefore it was opened by Ibu Poppy Savitri, secretary of Ditjen Ekonomi Kreatif berbasis Media dan IPTEK of KEMENPAREKRAF. “I am happy to meet a young generation who has a hi-creativity in creating something. You know, our natural resources will be end someday, but the  creativity will never be end,so be creative!” she said warmly.

me my friends and ibu Pangestuningsih
In that moment also there were two sessions of Fiction and non-fiction writing workshop which were presented by two guests. They are  FX.  Rudi Gunawan, a well known writer and also the representative of penerbit  Mizan, Ibu Pangestu Ningsih. They shared a lot of writing tips, including how to tackle the writer’s block and how to make a writing which is appropriated with the media purposes and requirements. “no longer many people can write well. Everybody can do writing. It is not about a gift, it is about an effort to do it!” said Rudi.

me and  FX. Rudi Gunawan

While Ibu Pangestu Ningsih advised all participants to dig the local values then package them into a good writing in order to give appreciation on it. Also to spread these local value to be our national character. “I’m happy to be here coz I can get many new experiences and knowledge from this program. Let’s write something!” said Andi Batara, a representative participant from FLP SUL-SEL. The program was closed by doing photo session.




 
closing session




tulisan ini telah dipublikasikan oleh portal identitasonline.net di http://www.identitasonline.net/2013/11/citizen-reporter-menghidupkan-ruh.html?showComment=1384721877365#c2086320954272280927

Written by: Syahrir Al-Ghifary, bidang kaderisasi FLP Ranting UNHAS. Mahasiswa  Program Pascasarjana English Language Studies (ELS) FIB-2012 UNHAS
e-mail: syahriralghifary85@gmail.com/ 081259649173/ FB: Syahrir Alghifary Neo

Minggu, 17 November 2013

Cerpen: aku (bukan) lelaki miskin!


Aku (bukan) Lelaki Miskin!


Asap kendaraan mengepul. Hitam pekat, menyeruak dari pipa berongga di belakang ribuan kendaaan kota ini. Sejenak terhirup oleh manusia, lalu  menguap ke angkasa luas. Disini, dipelataran jantung kota Makassar, di antara jejal ruwet ribuan bangunan menjulang, aku duduk menekuri nasib. Kulepaskan pandangan pada riuhnya kota, namun tak kutemukan tenang di sana. Ku berdiri lalu menengadah. Mencoba memandangi langit biru yang kian berjelaga. Sejenak kututup mata, mencoba lari dari segala kegalauan hati yang semakin menyesakkan. Kupenuhi rongga dada dengan udara yang kini tak bersih lagi. Seketika berkelebat segala masalah yang mendera. Tentang penolakan lamaran pada gadis impian,tentang pekerjaan yang dapat memenuhi segala hajat hidup, tentang cita-cita menaikkan derajat keluarga, tentang misi melanjutkan studi, tentang segala cemoohan dunia yang ingin kubeli!  Ah…kawan, perkenalkan, aku ini adalah lelaki miskin. Meski tak menyukai julukan itu, tapi sepertinya aku harus belajar untuk menerima segala kepapaan yang melekat padaku.
Aku ingin pulang saja ke Buntu Barana. Aku rindu senyum ambe’ku yang selalu tergambar diwajahnya walau dunia begitu kejam memperlakukannya. Aku rindu dengan ketegaran indo’ku walau hanya tinggal gundukan tanah dengan batu bertulis namanya yang akan kujumpai. Ah, Buntu Barana. Ia menyimpan aura kerinduan yang melebihi segala tempat dimanapun di dunia ini. Kau pernah mendengar nama itu, kawan? Yah, mungkin tidak, karena desaku tak sepopuler kota Palopo. Padahal jaraknya tak begitu jauh dari sana.
Nak, hidup ini harus dijalani dengan segenap daya yang Tuhan berikan pada kita, bukan justru mengutuki keburukan nasib! Kau ini laki-laki. Tunjukkanlah bahwa kau mampu!” wajah indo’ku muncul dengan petuahnya. Kubuka mata lalu menghela napas panjang.
“Aku mungkin lelaki miskin, tapi hidup tak akan selamanya mempermainkanku dalam lingkaran itu. Aku akan berjuang melawannya!”  pekikku di tengah riuhnya desing suara kendaraan ibu kota. Kawan, aku tahu tidak akan ada manusia yang peduli dengan teriakanku itu, mungkin juga kamu. Tapi kuyakin Tuhan mendengarnya. Bukankah itu juga adalah do’a. Do’a dengan segala kepasrahan pada-Nya. Do’a dengan segala penyerahan masalah padanya. Aku sedang mentransfer masalah itu pada Tuhan. Pundakku terlalu lemah untuk mengangkatnya. Kau tahu kawan, itu adalah salah satu tips yang diajarkan oleh almarhumah indo’ kepadaku.
“Jika dunia menghimpitmu, nak, maka laporlah pada Tuhan. Bebanmu akan diringankan. Pundakmu pun akan diperkokoh-Nya” pesan ibuku di suatu sore saat menyiangi jagung yang kami tanam pada petak kebun milik Haji Hamide’, tuan tanah yang ingin kubeli segala ucapannya. Oh iya, aku belum menceritakan tentang kebusukan rentenir tua itu padamu, kawan. Ia tak seperti yang kamu bayangkan, bahkan lebih dari itu. Dia telah memiliki 98% dari lahan yang ada di desaku. Itu terjadi karena ia satu-satunya tempat meminjam uang waktu aku masih merah. Hampir semua warga di kampungku meminjam padanya. Hingga pada saat jatuh tempo, tanah warga direbutnya jika tak mampu mengembalikan pinjaman plus bunga-bunganya. Jangan kau kira bahwa bunga pinjaman itu seharum bunga mawarmu kawan, bahkan ia lebih menyakitkan dari luka yang disebabkan oleh duri bungamu itu. Si manusia sombong yang konon telah menjejakkan kaki di tanah haram itu bahkan takkan pernah rela kalau ada yang menyamainya dalam hal apapun, termasuk banyaknya harta. Kawan, kuberitahukan padamu bahwa aku memang agak sial. Asal kamu tahu, aku telah jatuh cinta pada Besse’, anak Haji Hamide’ itu. Lamaranku saban hari berakhir dengan makian.
besse' sblum jd artis
“Aku tak akan pernah sudi menerima laki-laki miskin ini menjadi menantuku! Kamu punya apa, hah! Berani kau rupanya. Kau tahu, Besse’ itu lulusan universitas termahal di Tana Jawa. Sedangkan kau! Kau cuma tamatan sekolah tinggi murahan di Palopo. Bawa saja pulang kelaminmu itu!” bentaknya waktu itu pada aku dan kedua orang tuaku.
Besse’ dan aku memang saling mencinta kawan. Bahkan selama di Jawa, tiap hari dia menelponku hanya untuk mendengarkan suaraku. Yah, inilah cinta. Andai aku dapat memilih, maka aku akan memilih untuk tidak jatuh cinta pada anak rentenir itu. Tapi perhatian dan ketulusannya memenjarakan hatiku untuk tak berpaling darinya.
Sikapnya membentang jarak antara jawa dan Sulawesi jika dibandingkan dengan watak orang tuanya. Pernah aku ke Makassar untuk menjemput Besse’ kala ia pulang kampung menjelang Ramadhan dan aku ketahuan sama orang tuanya. Kamu tahu, Aku dipukuli sampai babak belur oleh empat algojo piaraan Haji Hamide’. Bahkan bekas luka sejarah itu masih ada di sudut bibirku. Orang tuaku pun telah sering kali menasehati. Tapi kukatakan kepada mereka bahwa rasa itu tak bisa hilang. Wajahnya telah menempel pada pelupuk mataku. Aku tak pernah melihat wanita seanggun ia setelah ibu di dunia ini. Tiap kali kucoba melirik gadis lain, seketika ketulusan hatinya menghujam dadaku. Ia menjagaku dari kemunafikan dan penghianatan cinta. Jujur kawan, Besse’ telah membawa separuh nyawa yang Tuhan pinjamkan  padaku. Mungkin kau akan memberiku label lebay. Namun percayalah kawan, ini bukan sihir. Mungkin rasa inilah yang pernah
bersarang di dalam dada Laila hingga ia menjadi majnun saat ditinggal mati oleh kekasihnya. Kembali ku terdiam. Entah mengapa rasa pesimis melingkupiku. Aku rapuh.
“Kau ini lelaki miskin! Lelaki miskin! Sangat miskin! Miskiiiiiin! Miskiiin! Dasar miskiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!” Kalimat itu terngiang di telingaku berkali-kali. Sumpah serapah calon mertuaku itu seakan mengubur segala cita-citaku. Aku menjadi sangat lemah kalau perasaan itu datang lagi. Seolah bumi ingin menenggelamkan dalam segala ketakberdayaanku. Aku sepertinya trauma, kawan.  
Dalam kegalauan yang maha itu, tiba-tiba aku dikagetkan oleh sebuah SMS. Ku terperangah. Tak percaya pada apa yang ku baca. Nafasku terhenti. Teringat ambe’, indo’ dan segala  mimpi-mimpi mereka. Teringat cita-citaku dan Besse’. Teringat segala cacian orang tuanya yang saban hari aku bersumpah akan membelinya. Bulir bening tertumpah dari sudut mata yang kubiarkan menuruni pipi tirusku. Emosiku tidak stabil. Haru dan bahagia berpadu di sana. Itu sms dari Ghifary Foundation, yayasan pemberi beasiswa ke luar negeri. Kawan, itu tempatku wawancara pagi tadi.
“Selamat kepada tuan Fadlan Syah. Anda lulus seleksi beasiswa Gemilang dan berhak uang sebesar 150 juta untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Tunggu info selanjutnya. Hormat kami, Ghifary Foundation.”

Ket:     Ambe’: panggilan bapak dalam bahasa Tae’ (Luwu)
Indo’  : panggilan ibu dalam bahasa Tae’ (Luwu)


Syahrir Al-Ghifary
Mahasiswa pascasarjana Program Studi English Language Studies (ELS)
Universitas Hasanuddin angkatan 2012
Anggota bidang kaderisasi FLP ranting Unhas.
Bisa dihubungi di:
FB: Syahrir Alghifary Neo
Twitter: Syah_Syahrir
Blog     : Syahriralghifary.blogspot.com
e-mail  : Syahriralghifary85@gmail.com

Jumat, 13 September 2013

PUISI: Sejuta gerak, fastabiqul khairat


                                                   Sejuta gerak, fastabiqul khairat
                                                        Sejuta gerak, fastabiqul khairat
                                                        Geliat mudamu  kian merekah
                                                        Menunggu datangnya kemenangan sejati
                                                        Memaknai  sebait pesan suci
                                                        Fastabiqul Khairat !
                                               Sejuta gerak fastabiqul khairat
                                                 Dalam diammu engkau membuana
                                                 Menyusuri jejak-jejak sufi diri hinamu
                                                 Mendera Tanya artikulasi diri
                                                 Masihkah engkau merasai
                                                 Sebongkah spirit yang kian membuncah ?
                                                 Yah …… tepat sekali,
                                                 Fastabiqul Khairat !
                                                      Sejuta gerak fastabiqul khairat
                                                     Nanar jiwamu kian merona
                                                     Rindu ingin mereguk cinta ilahi
                                              Melawan ketidak adilan menuai harapan
                                                     Fastabiqul khairat  !
                                                     Sejuta gerak fastabiqul khairat
                                                Wahai pemuda Matahari 12,
                                                Qum, fa’andzir  !
                                                Dunia kian gelap
                                                Jangan terbuai dalam mimpi panjangmu
                                                Tegakkan izzul Islam sekarang juga
                                                Bakar semangat dirimu
                                                Fastabiqul   Khairat!




Rabu, 11 September 2013

maka kemanakah kita mencari teladan, sedang Sang Lelaki Kinasih telah mengajari kita

CARA MAKAN RASULULLAH SAW

Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan.

Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya.

Ini pun adalah diet Rasullulah SAW kita juga. Ustadz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.

Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh : KOKTEL)

CARA MAKAN :

* Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi.

* Tidur 1 jam setelah makan tengah hari.

* Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.

Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya… cobalah….. Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek…. Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti.

* Dalam Al-Quran juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akanterjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.

* Al-Quran Juga mengajarkan kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain:

1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk.

2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).

3. Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca doa). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut.

4. Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah menjilat jari.

5. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan).

Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insya Allah Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya


memaknai Hari SUMPAH PEMUDA


SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
1928_ SOEMPAH PEMOEDA
2000_SUMPAH PEMUDA
2012_SUMPAH loe PEmuda! ciyuZ? Miapah?

Tahun lalu ketika menjelang peringatan hari sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2012 saya melihat ada hal yang menarik untuk diamati bersama. Ramai di situs jejaring social maupun SMS (short message service) tertulis ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda dengan beberapa tambahan tulisan kontras mengenai versi sumpah pemuda dari jaman lahirnya di tahun 1928, era modernisasi tahun 2000 dan juga tahun di tahun tersebut (baca: 2012). Menariknya gaya penulisannya mengikuti suatu fenomena remaja yang sedang booming, yakni fenomena gaya Alay. Tak ada yang tahu pasti mengenai latar belakang munculnya fenomena Alay, namun  menurut saya yang pasti bahwa ini adalah sebuah proses lahirnya kebudayaan baru dalam dunia remaja, terlepas dari meniru gaya dari kultur bangsa lain atau tidak. Fenomena Alay ini bukan hanya menciptakan “bahasa Alay” yang sangat jauh berbeda dari bahasa Indonesia yang notabene dalam teks Sumpah Pemuda diikrarkan sebagai bahasa persatuan, namun juga kultur lain seperti gaya berbusana, gaya bersikap, tutur kata bahkan boleh jadi gaya berfikir yang jauh dari semangat Sumpah Pemuda itu sendiri.
Jika kita menapak tilasi sejarah sumpah pemuda, maka kita akan melihat Sumpah Pemuda sebagai bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Sumpah Pemuda juga merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Saat itu para pemuda dari berbagai “Jong” mendorong para gologan tua agar cepat memerdekakan Indonesia. Mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada agar segera bisa melihat Indonesia merdeka.
Namun kita mungkin akan bertanya,  apa yang terjadi pada generasi muda saat ini? Apakah semangat sumpah pemuda masih ada dalam hati mereka? Apakah usaha mereka untuk negeri tercinta ini “INDONESIA’ ? Apakah mereka ingat dengan perjuangan pahlawan? Mungkin mereka lebih ingat akan hari valentine dibanding hari SUMPAH PEMUDA. Inilah realita yang terjadi pada pemuda-pemudi saat ini. Generasi muda  saat ini lebih mementingkan urusan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bersama, contohnya pemuda saat ini lebih senang jika jalan-jalan atau melakukan sesuatu untuk kesenangan pribadi dibandingkan bergotong royong atau merundingkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Dari segi lain generasi muda saat ini lebih senang berkelompok atau bergeng, tidak mau bersatu dengan yang lainnya. Hal ini yang membuat generasi muda banyak berselisih tentang hal yang sepele atau tidak penting. Kita bias melihat akhir-akhir ini semakin banyaknya kasus tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Bahkan yang lebih membuat miris hati, ada yang menjadi tumbal dalam peristiwa itu.
Selain itu saat ini norma dan budaya mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Misalnya para generasi muda saat ini lebih memilih hal-hal yang berbau globalisasi contohnya mereka lebih memilih tarian modern seperti: Breakdance, Gangnam Style, Shuffle, dll dibandingkan tarian tradisional seperti: tari jaipong, tari saman, dll. Oleh sebab itu banyak Negara yang memanfaatkan kelemahan generasi muda kita dengan mengakui budaya-budaya kita misalnya Malaysia yang mengakui tari pendet, batik, reog, dll sebagai budaya mereka. Selain itu dari segi busana (fashion) mereka lebih condong menggunakan budaya barat yang memamerkan aurat mereka tidak seperti pakain tradisional yang tertutup. Pertanyaannya mengapa mereka lebih memilih budaya luar dibanding budaya dalam negri? Malu? Takut diledekin teman? Mungkin sebagian besar menjawab biar tidak ketinggalan jaman.
Bahasa Indonesia pun mulai ditinggalkan oleh para pemuda mereka lebih memilih bahasa inggris dan bahasa gaul seperti bahasa Alay yang digunakan sehari-hari. Kalah dengan para turis yang ingin bisa belajar bahasa Indonesia. Dari segi normapun mereka lebih condong menggunakan norma barat yang individualis, misalnya ada beberapa pemuda yang tidak hormat terhadap yang lebih tua kalau jaman dahulu ada orang tua mereka pamitan/salaman sebelum berpergian tapi sekarang sudah jarang dilakukan selain itu jaman dahulu jikalau ada orang/tetangga yang sedang dipinggir jalan dan kita lewat kita mengucapkan permisi/menyapa tapi sekarang saling cuek tidak memperhatikan sekitarnya contoh ini banyak ditemukan pada wilayah perumahan. Padahal dulu norma kita sangat dihargai oleh para wisatawan Negara lain karena begitu besar jiwa sosialisasi bangsa kita.
Namun dibalik semua itu, kita masih patut berbangga hati, bahwa masih ada Pemuda Indonesia yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya ekspedisi penaklukan Puncak Gunung Elbrus di Rusia oleh tim mahasiswa Universitas Hasanuddin, olimpiade internasional, lomba menyanyi, festival film dan masih banyak lagi prestasi yang di raih oleh pemuda Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada semangat Sumpah Pemuda dalam hati generasi muda Indonesia saat ini.
            Oktober 2013 kini telah di depan mata. Setiap tahunnya diadakan selebrasi untuk mengenang semangat para pejuang bangsa ini. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa setiap tahunnya juga bakti prestasi anak bangsa ditagih oleh arwah pejuang negeri ini. Setiap tahunnya pula semangat itu harus terpolarisasi pada setiap jiwa anak negeri. Demi mereka, para pendahulu, yang telah sampai pada titik bahwa hidup haruslah berarti. Meski mungkin andilnya tak seberapa. Namun mereka yakin bahwa tak akan ada yang sia-sia.
Semoga dengan peringatan Sumpah Pemuda tiap tahunnya, dapat menjadi lecutan semangat bagi para pemuda Indonesia untuk terus berkarya dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan prestasi yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Bergeraklah wahai pemuda Indonesia! Semoga hanya ledakan kiamat yang dapat menghentikan langkah kita! Hiduplah tanahku, hiduplah negriku, bangsaku, rakyatku, semuanya!   

SYAHRIR, Mahasiswa Pascasarjana UNHAS
English Language Studies konsentrasi Pendidikan
Angkatan 2012. 081259649173