Selasa, 20 November 2012

PUDARNYA PESONA PEMUDA (P3)



SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
1928_ SOEMPAH PEMOEDA
2000_SUMPAH PEMUDA
2012_SUMPAH loe PEmuda! ciyuZ? Miapah

Beberapa waktu yang lalu ketika menjelang peringatan hari sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2012 saya melihat ada hal yang menarik untuk diamati bersama. Ramai di situs jejaring social maupun SMS (short message service) tertulis ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda dengan beberapa tambahan tulisan kontras mengenai versi sumpah pemuda dari jaman lahirnya di tahun 1928, era modernisasi tahun 2000 dan juga tahun ini (baca: 2012). Menariknya di tahun ini, 2012, gaya penulisannya mengikuti suatu fenomena remaja yang sedang booming, yakni fenomena gaya Alay. Tak ada yang tahu pasti mengenai latar belakang munculnya fenomena Alay, namun  menurut saya yang pasti bahwa ini adalah sebuah proses lahirnya kebudayaan baru dalam dunia remaja, terlepas dari meniru gaya dari kultur bangsa lain atau tidak. Fenomena Alay ini bukan hanya menciptakan “bahasa Alay” yang sangat jauh berbeda dari bahasa Indonesia yang notabene dalam teks Sumpah Pemuda diikrarkan sebagai bahasa persatuan, namun juga kultur lain seperti gaya berbusana, gaya bersikap, tutur kata bahkan boleh jadi gaya berfikir yang jauh dari semangat Sumpah Pemuda itu sendiri.
Jika kita menapak tilasi sejarah sumpah pemuda, maka kita akan melihat Sumpah Pemuda sebagai bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Sumpah Pemuda juga merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Saat itu para pemuda dari berbagai “Jong” mendorong para gologan tua agar cepat memerdekakan Indonesia. Mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada agar segera bisa melihat Indonesia merdeka.
Namun kita mungkin akan bertanya,  apa yang terjadi pada generasi muda saat ini? Apakah semangat sumpah pemuda masih ada dalam hati mereka? Apakah usaha mereka untuk negeri tercinta ini “INDONESIA’ ? Apakah mereka ingat dengan perjuangan pahlawan? Mungkin mereka lebih ingat akan hari valentine dibanding hari SUMPAH PEMUDA. Inilah realita yang terjadi pada pemuda-pemudi saat ini. Generasi muda  saat ini lebih mementingkan urusan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bersama, contohnya pemuda saat ini lebih senang jika jalan-jalan atau melakukan sesuatu untuk kesenangan pribadi dibandingkan bergotong royong atau merundingkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Dari segi lain generasi muda saat ini lebih senang berkelompok atau bergeng, tidak mau bersatu dengan yang lainnya. Hal ini yang membuat generasi muda banyak berselisih tentang hal yang sepele atau tidak penting. Kita bias melihat akhir-akhir ini semakin banyaknya kasus tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Bahkan yang lebih membuat miris hati, ada yang menjadi tumbal dalam peristiwa itu.
Selain itu saat ini norma dan budaya mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Misalnya para generasi muda saat ini lebih memilih hal-hal yang berbau globalisasi contohnya mereka lebih memilih tarian modern seperti: Breakdance, Gangnam Style, Shuffle, dll dibandingkan tarian tradisional seperti: tari jaipong, tari saman, dll. Oleh sebab itu banyak Negara yang memanfaatkan kelemahan generasi muda kita dengan mengakui budaya-budaya kita misalnya Malaysia yang mengakui tari pendet, batik, reog, dll sebagai budaya mereka. Selain itu dari segi busana (fashion) mereka lebih condong menggunakan budaya barat yang memamerkan aurat mereka tidak seperti pakain tradisional yang tertutup. Pertanyaannya mengapa mereka lebih memilih budaya luar dibanding budaya dalam negri? Malu? Takut diledekin teman? Mungkin sebagian besar menjawab biar tidak ketinggalan jaman.
Bahasa Indonesia pun mulai ditinggalkan oleh para pemuda mereka lebih memilih bahasa inggris dan bahasa gaul seperti bahasa Alay yang digunakan sehari-hari. Kalah dengan para turis yang ingin bisa belajar bahasa Indonesia. Dari segi normapun mereka lebih condong menggunakan norma barat yang individualis, misalnya ada beberapa pemuda yang tidak hormat terhadap yang lebih tua kalau jaman dahulu ada orang tua mereka pamitan/salaman sebelum berpergian tapi sekarang sudah jarang dilakukan selain itu jaman dahulu jikalau ada orang/tetangga yang sedang dipinggir jalan dan kita lewat kita mengucapkan permisi/menyapa tapi sekarang saling cuek tidak memperhatikan sekitarnya contoh ini banyak ditemukan pada wilayah perumahan. Padahal dulu norma kita sangat dihargai oleh para wisatawan Negara lain karena begitu besar jiwa sosialisasi bangsa kita.
Namun dibalik semua itu, kita masih patut berbangga hati, bahwa masih ada Pemuda Indonesia yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya ekspedisi penaklukan Puncak Gunung Elbrus di Rusia oleh tim mahasiswa Universitas Hasanuddin, olimpiade internasional, lomba menyanyi, festival film dan masih banyak lagi prestasi yang di raih oleh pemuda Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada semangat Sumpah Pemuda dalam hati generasi muda Indonesia saat ini.
Semoga dengan peringatan Sumpah Pemuda tiap tahunnya, dapat menjadi lecutan semangat bagi para pemuda Indonesia untuk terus berkarya dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan prestasi yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Bergeraklah wahai pemuda Indonesia! Semoga hanya ledakan kiamat yang dapat menghentikan langkah kita! Hiduplah tanahku, hiduplah negriku, bangsaku, rakyatku, semuanya!   

SYAHRIR, Mahasiswa Pascasarjana UNHAS
English Language Studies konsentrasi Pendidikan
Angkatan 2012. 081259649173

STAIN PALOPO, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar